• About
    • Board of Directors
    • Staff
    • Meet our Donors
    • News
  • Focus
    • Safety
    • Opportunity
    • Reporting
    • Recognition
    • Equity
  • Programs
    • Reporting Fellowships
      • Elizabeth Neuffer Fellowship
      • ¡Exprésate! LGBTQI+ Reporting Initiative
      • Gender Justice Reporting Initiative
      • Global Health Reporting Initiative
      • Round Earth Media
    • Grants & Funds
      • Fund For Women Journalists
      • Fund for Indigenous Journalists: Reporting on MMIWG2T
      • Kari Howard Fund for Narrative Journalism
      • Kim Wall Memorial Fund
      • Reproductive Rights Reporting Fund
      • Reproductive Health, Rights and Justice in the Americas
    • Physical & Digital Safety
      • Online Abuse and Harassment
      • Hostile Environment Training
      • News Safety Cohort
      • Next Gen Safety Trainers
      • Women in Politics and Media
    • Mentorship & Professional Development
      • Gwen Ifill Mentorship Program
      • Fellowship Program for Afghan Women Journalists in Exile
    • Emergency Assistance
      • Emergency Fund for Women Journalists
      • Black Journalists Therapy Relief Fund
      • Alex Duval Smith Memorial Fund
    • Past Programs
  • Reporting
  • Community
  • Awards
    • Anja Niedringhaus Award
    • Courage in Journalism Award
    • Gwen Ifill Award
    • Annenberg Justice for Women Journalists Award
  • Resources
    • Self Care & Trauma
    • Research
    • Impact Reports
    • Webinars
  • Search
Search Donate
Reporting

Persiapan Difabel Sebelum Mencari Kerja

December 4, 2022 | Friski Riana & Nita Dian | Koran TEMPO

Bursa kerja khusus difabel digelar di sejumlah daerah dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional. Para pelamar pun antusias menyambutnya. Selain menyiapkan dokumen, ada hal lain yang perlu disiapkan sebelum para difabel mencari kerja.

Suasana Job Fair Disabilitas yang diselenggarakan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jakarta di Lapangan Banteng, Jakarta, 3 Desember 2022. TEMPO/Nita Dian. tempo : 168139890055_9874999

Sejumlah daerah menggelar bursa kerja khusus para difabel dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember 2022. Di Jawa Barat, misalnya, Dinas Sosial Kota Bandung menggelar job fair yang berlangsung di Plaza Balai Kota. Menurut keterangan resmi di situs web Bandung.go.id, lowongan kerja tersedia di perusahaan swasta yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bandung, toko retail, toko modern, serta mal di Kota Bandung.

Di Jakarta, misalnya, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) DKI menggelar Job Fair Disabilitas di Lapangan Banteng, kemarin. Sebanyak 13 perusahaan, di antaranya tujuh badan usaha milik daerah (BUMD) dan enam perusahaan swasta, ikut meramaikan acara ini. 

Salah satu difabel yang cukup antusias mengikuti bursa kerja ini adalah Tuahta Ramadhani. Pria yang memiliki gangguan berbicara ini datang dari Serang ke Jakarta untuk melamar berbagai posisi di sejumlah perusahaan. “Administrasi, teknologi informasi, ataupun analis data,” ujar pemuda berusia 24 tahun itu saat ditemui di Lapangan Banteng, Jakarta, kemarin.

Alumnus Universitas Brawijaya tersebut telah mempersiapkan diri mengikuti job fair, seperti membawa resume dan berkas pendukung dalam bentuk softcopy. Ia berharap keberadaan bursa kerja ini bisa mendorong teman-teman difabel agar bisa bekerja.

Difabel Tuli yang bekerja sebagai Event Manager Inklusiv Warung, Cristophorus Budidharma, berdiskusi dengan atasannya, di Inklusiv Warung, Canggu, Bali, 8 November 2022. TEMPO/Nita Dian

Ketika melamar pekerjaan, kelengkapan berkas memang penting. Namun ada hal lain yang tak boleh luput dari perhatian apabila ingin dilirik perusahaan. Dari pengalaman Cristophorus Budidharma, insan Tuli yang sudah pernah melamar ke lebih dari 300 perusahaan, sebaiknya membuat resume yang mengesankan.

Lalu melatih diri dengan keterampilan baru, siap keluar dari zona nyaman, dan berpartisipasi dalam acara networking. “Resume, pengalaman, profesionalisme, dan kepercayaan diri yang mengesankan,” kata pemuda berusia 29 tahun yang kini bekerja sebagai event manager di salah satu restoran di Bali ini.

Cristo biasanya tidak mencantumkan lebih dulu keterangan tentang kondisinya untuk menghindari eliminasi di tahap awal. Apabila mendapat panggilan kerja, ia baru menerangkan kondisinya yang tuli dan menawarkan diri untuk membawa penerjemah bahasa isyarat. Hal ini ia terapkan ketika melamar kerja di Silang.id dan Inklusiv Warung. Hasilnya, ia tidak ditolak setelah melakukan wawancara dengan dua perusahaan tersebut.

Meski menantang, Cristo yakin bahwa sulitnya mendapat pekerjaan bukan karena ia tuli. “Jika perusahaan menolak seseorang karena mereka tuli, itu akan menjadi cerita berbeda,” ujarnya.

Difabel fisik yang merupakan juru bicara Persatuan Sepak Bola Amputasi Indonesia (PSAI), Vicente Mariano, di kantor Sekretariat Persatuan Sepakbola Amputasi Indonesia (PSAI), Jakarta, 28 November 2022. TEMPO/Nita Dian

Adapun Vicente Mariano menilai difabel harus menyiapkan skill, mindset, dan cara pandang dalam menghadapi kemungkinan terburuk. Namun pria yang hanya memiliki satu tangan ini mengatakan bahwa tantangan terbesar justru datang ketika sudah diterima bekerja. Terutama soal aksesibilitas di tempat kerja. Kendala ini sering ia dapati dari rekan-rekannya sesama difabel. “Ada difabel netra yang jago, tapi dari peralatan tidak ada sistem yang bisa diakses untuk mengembangkan kinerjanya,” ucap Vicente. Ada juga difabel fisik yang menggunakan kursi roda mengalami kesulitan mengakses toilet karena tidak tersedia toilet khusus difabel.

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengakui bahwa hambatan aksesibilitas di lingkungan tempat kerja menjadi tantangan utama yang dihadapi para difabel. Karena itu, ia telah menyiapkan sejumlah program untuk mengakomodasi mereka. Misalnya, penguatan pemahaman paradigma pemenuhan hak pekerja difabel, kemudian menggelar bursa kerja yang inklusi ataupun khusus difabel. “Bekerja sama dengan job portal disabilitas dan melakukan sosialisasi serta kerja sama dengan perusahaan swasta dan BUMN.”

About the Authors

Friski Riana

Riana is a Communication major from Mercu Buana University, working as a journalist since 2013. She has worked at the MNC Group as a sports reporter, covering news on sporting… Read More.


Nita Dian

Nita Dian is a graduate of the Journalism Study Program, Faculty of Communication, Padjajaran University. She started her career as a magazine writer. Her passion for photography motivated her to… Read More.

Original Publication
Koran TEMPO
Related Topics
Business
Health
Social Justice
More From These Authors
Supporting People with Disabilities Pursue Professional Careers
Nita Dian, Friski Riana
Challenges for People with Disabilities at Workplaces
Nita Dian, Friski Riana
Platform Penyedia Lowongan Kerja untuk Difabel
Friski Riana
Jalan Berbatu Difabel di Dunia Kerja
Nita Dian

Sign Up For Our Mailing List

Mission

We unleash the potential of women journalists as champions of press freedom to transform the global news media.

Address

1625 K Street NW, Suite 1275
Washington, DC 20006
Please mail checks to:
ATTN: Adena Martin
PO BOX 374 Clinton, MD 20735-9997, USA

Contact Us

info@iwmf.org
(+1) 202-496-1992

Connect
Privacy Terms of Service

Copyright © 2023 International Women's Media Foundation. All Rights Reserved.
Nonprofit Web Design by NMC.